Adam ini berupa wadah seperti bakul kosong zat-sifat satu tiada berbeda. Yang berbeda hanya adam kemauan. Kita kebanyakan nafsu, maka apa saja yang dilakukan tidak jadi. Kalau kemauan berdua, mahaesa karena satu: tiada bercerai dan tiada bersekutu.
Kalau kemauan Tuhan, yang tidak ada bisa diadakan dan ditiadakan. Kalau kemauan Tuhan bisa segala-galanya. Kalau kita nafi, yang tengah disadari. Kita mau pandai memilih kemauan.
-Syaikh Siradj-
Tinggalkan komentar